Panduan APD Rumah Sakit
Alat pelindung diri (APD) adalah
alat-alat yang berfungsi untuk melindungi seorang pekerja dari kejadian yang
tidak diinginkan atau kejadian yang berpotensi untuk menyebabkan luka atau
cedera. APD erat kaitannya dengan suatu pekerjaan yang beresiko. Dalam hierarki
pengendalian bahaya, APD adalah tingkatan terakhir dalam pengendalian bahaya di
tempat kerja setelah, eliminasi, substitusi, rekayasa engginering, dan dokumen.
Hampir setiap pekerja tahu apa itu APD. APD yang biasa digunakan dalam bekerja
antara lain helm, sepatu, rompi, masker dan sarung tangan.
Rumah sakit adalah salah satu
area kerja yang punye resiko dan bahaya, apalagi area-area yang berkaitan
langsung dengan pasien. Seperti yang kita ketahui rumah sakit adalah “rumahnya”
orang sakit, baik itu sakit ringan maupun sakit berat, baik itu sakit tidak
menular maupun menular. Bisa dibilang, banyak sumber penularan penyakit yang
ada di rumah sakit. Makanya di sebuah rumah sakit pasti bahaya yang paling
besar adalah bahaya biologinya atau bahaya tertular penyakit pasien. Selain itu
ada juga bahaya infeksi, bahaya B3, cairan infeksius, bahaya radiasi dan
bahaya-bahaya lainnya.
Oleh karena itu, sebuah rumah
sakit harus memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
proses operasional dan pelayanannya. Dengan berbagai macam bahaya yang ada maka
rumah sakit juga perlu membuat suatu aturan tentang alat pelindung diri yang
wajib digunakan saat bekerja di area-area berbahaya. Aturan tersebut biasanya
berupa panduan APD. Panduan APD rumah sakit ini adalah panduan yang spesifik
khusus untuk menyoroti APD apa saja yang wajib digunakan oleh setiap pekerja di
area kerjanya masing-masing. Dalam pembuatan panduan APD rumah sakit ini, Tim
K3RS wajib mengikutsertakan PPI, PMKP, Pelayanan Medis, Keperawatan, bagian
umum dan unit terkait lainnya untuk merumuskan panduan tersebut.
Panduan APD rumah sakit versi
infok3rs.me ini mungkin belum selengkap yang kamu inginkan, tapi mungkin masih
bisa kamu jadikan referensi untuk pembuatan panduan APD yang lebih sempurna
kedepannya. Di dalam panduan APD versi infok3rs.me ini, panduan berisi tentang
contoh APD, identifikasi bahaya, area area beresiko dan apdnya, dan lain lain.
Penggunaan
APD harus digunakan oleh seluruh staf yang bekerja di rumah sakit yang
berpotensi mengalami bahaya/kecelakaan
kerja. APD digunakan bila:
1.
Kontak
dengan dengan darah, cairan tubuh, sekreta, ekskreta dan semua yang tercemar
oleh bahan infeksius.
2.
Kontak
dengan selaput mukosa atau kulit yang tidak utuh/luka terbuka.
3.
Sebelum
melakukan tindakan invasive (steril maupun no steril).
Dalam
penggunaan APD harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Segera
dilepaskan bila tidak
diperlukan lagi.
2.
Dibuang ke tempat sampah khusus.
3.
Diganti bila akan melakukan tindakan/prosedur berikutnya, walaupun pada
pasien yang sama.
4.
Dipahami cara penularan penyakit agar efektif dan efisien.
Dalam standar akreditasi rumah
sakit panduan APD rumah sakit mungkin tidak masuk ke dalam penilaian akreditasi
rumah sakit. Di standar akreditasi rumah sakit versi SNARS 2018, panduan APD rumah
sakit tidak diminta di elemen penilaian MFK, namun panduan APD mungkin
disinggung di PPI.
Buat kamu yang ingin melihat
contoh Panduan APD Rumah Sakit, silakan kontak 085697664651 untuk pembelian atau pemesanannya. Kamu juga menyediakan jasa konsultasi dan pembuatan dokumen terkait MFK lho.
Posting Komentar untuk "Panduan APD Rumah Sakit"