Program Manajemen Resiko Rumah Sakit Sesuai PMKP 12 SNARS 2018
Selain memenuhi seluruh elemen
penilaian di MFK, K3RS juga berperan di standar SNARS lainnya, seperti AP, PPI
dan PMKP. Di elemen penilaian ketiga pokja tersebut, terdapat bebeapa standar
yang berkaitan dengan K3RS/MFK, diantaranya ada yang bebeapa yang dikerjakan
oleh K3RS/MFK. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahah soal standar di
PMKP yang berkaitan dengan MFK/K3RS.
Bila merujuk pada PMKP SNARS 2018
versi 1.1 khususnya di poin 12, disana terdapat penilaian soal manajemen
resiko. Standar 12 sendiri berbunyi program manajemen resiko berkelanjutan
digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cidera dan mengurangi
resiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
Nah penjelasan selanjutnya
berbunyi : dalam menerapkan manajemen resiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses
beresiko yang terdapat terjadi pada pasien yang antara lain meliputi resiko
manajemen obat, resiko jatuh, resiko PPI, resiko masalah gizi dan resiko
terkait fasilitas. Nah makanya, rumah sakit perlu Menyusun program manajemen
resiko dan regulasi manajemen resiko rumah sakit.
Berhubung embel-embelya manajemen
resiko, banyak orang yang mengaitkan hal ini dengan MFK/K3RS. Ada juga rumah
sakit yang menunjuk K3RS sebagai penanggung jawab manajemen resiko rumah sakit.
Sebenarnya sih tidak masalah, tapi saya kira bila menunjuk K3RS sebagai
penanggungjawab standar ini kuranglah tepat.
Walau terdapat resiko fasilits
disini, namun bila melihat maksud dan tujuan standar PMKP 12 ini sebenarnya
manajemen resiko disini lebih ke arah asuhan pasien, dalam hal ini keselamatan
pasien. Resiko terkait fasilitas memang tanggung jawabnya K3RS, namun bila
resiko fasilitas itu berdampak ke pasien, maka hal itu lebih tapat masuk ke
kategori insiden keselamatan pasien dibanding insiden K3.
Contoh sederhananya adalah bila
terdapat alat medis rusak yang membuat pasien sentinel. Insiden tersebut
bukanlah masuk ke kadalam insiden K3, melainkan insiden keselamatan pasien kan?
Nah makanya bila kita melihat maksud dan tujuan secara utuh maka terdapat
keterangan di poin resiko fasilitas yakni resiko terkait fasilitas misalnya
resiko kebakaran/cedera karena penggunaan laser. Jadi resiko terkait fasilitas
disini lebih ke fasilitas alat medis menurut kami.
Hal ini diperkuat lagi dengan
poin W (wawancara) di elemen penilaiannya. Dari poin 1 hingga 5 tidak ada sama
sekali PIC nya orng MFK/K3RS di standar tersebut. Makanya bila menunjuk K3RS
sebagai penanggungjawab PMKP 12 ini tidaklah tepat. Soalnya dibanding K3RS,
orang PMKP/Tim KPRS lah yang lebih tepat memegangnya, soalnya mereka kan
mendapatkan pelatihan manajemen resiko juga dalam lingkup keselamatan pasien.
Bila kita melihat elemen
pnilaiannya satu per satu pun juga sedikit banget yang kaitannya dengan
K3RS/MFK. Membuat regulasi dan program manajemen resiko sudah pasti Tim PMPK
yang membuatnya. Membuat daftar resiko tingkat rumah sakit juga Tim PMKP yang
menyusunnya. Melakukan FMEA juga Tim PMKP yang melakukannya. Sedangkan K3RS
paling berperan hanya memberikan daftar resiko terkait K3RS/MFK saja.
Makanya menurut kami, K3RS lebih
tepat sebagai kolaborator disini.
Standar PMKP 12 ini sebetulnya
adalah pondasi utama manajemen resiko di rumah sakit. Program dan regulasi
manajemen resiko rumah sakit ini harus menjadi acuan untuk pembuatan program
atau regulasi manajemen resiko lainnya seperti program MFK atau program PPI.
Panduan manajemen resiko RS ini pun juga harus menjadi acuan dari panduan
manajemen resiko lainnya.
Misalnya dalam membuat panduan
manajemen resiko K3, nah ada baiknya proses manajemen resiko disamakan dengan
panduan manajemen resiko RS. Semua diseragmkan. Mulai dari Form HIRADC nya,
skala dan makna consequence dan likelyhoodnya, Matriks resikonya, dan grading
resikonya. Kalau semua sudah sama gini, maka untuk mengintegrasikan seluruh
resiko akan jauh lebih mudah.
Misalnya K3RS diminta untuk
menyerahkan risk register K3, maka formulir yang diserahkan sudah seragam,
alhasil tim PMKP tidak perlu merevisi atau memperbaikinya lagi. Bila ingin
melaksanakan program manajemen resiko berkelanjutan pun gak akan repot lagi,
soalnya setiap unit terkait (PPI, K3, Gizi, Keuangan, IPSRS) tinggal menyetor
risk registernya aja setiap bulan. Nah tim PMKP yang merekap dan
menggabungkannya.
Kalau sudah terintegrasi semua
gini, maka pembuatan program manajemen resiko rumah sakit akan jauh lebih
detail dan berbasis resiko sekali. Isi dari program pun pasti komprehensif dan
benar-benar sesuai resiko yang diprioritaskan.
Posting Komentar untuk "Program Manajemen Resiko Rumah Sakit Sesuai PMKP 12 SNARS 2018"